Mungkin disebut klinik karena setiap pengunjung
dikasih nomor antrian sebelum dapat menikmati kopinya. Ketika tiba giliran,
pengunjung bisa konsultasi mau kopi yang seperti apa. Kopi yang pahit ada
manisnya meski tanpa gula, kopi yang pahit ada sedikit asam dan sedikit
manisnya, ya begitulah pokoknya (semuanya light roasted). Selama Mas Pepeng
meracik kopi, pengunjung bebas ngobrol sepuasnya. Kalau secangkir kopi kita
udah selesai diracik, itu artinya giliran pengunjung dengan nomor antrian
selanjutnya yang berkesempatan ngobrol sama Mas Pepeng.
Yang patut diapresiasi dari warung kopi ini adalah
adanya ruang pemisah antara perokok dan yang bukan perokok. Kalau perokok
duduknya di halaman depan di bawah pepohonan, kalau yang bukan perokok duduknya
lesehan di teras ga jauh dari Mas Pepeng meracik kopi. Tempatnya sederhana dan
nyaman meski tanpa wifi, ada beberapa pohon buah di halaman depan, dan ada
beberapa tanaman stroberi yang digantung di dinding-dinding dekat kolam ikan.
Bangunan ini dirancang oleh Mas Yu Sing dari Studio Akanoma. Simple tapi past
tense.
#InspirasiRumah
#RumahIdaman
Diposting
ketika menikmati secangkir kopi di teras Klinik Kopi
Diposting
di Instagram, 15 Juli 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar