Temanya mungkin; Mencari
Tempat untuk Menceritakan Kegundahan Satu Sama Lain.
Perjalanan kali ini
dilakukan bersama dua orang teman sekampus (dulu) yang mempunyai hobi sama.
Lebih spesifiknya,
Ipang, teman blusukan
berburu jajanan sewaktu mahasiswa dulu. Mungkin karena lidah kita setipe,
sepakat kalau Es Puter dan Soto Mie di Pasar Wage adalah menu favorit. Ya
mungkin begitulah.
Aldi, teman yang pernah
ngamen bareng di Alun-Alun Purwokerto. Waktu itu gua lupa lirik dan Aldi lupa
kunci, dapetnya ga seberapa tapi malunya luar biasa. Apalagi kalau abis nyanyi
dikasihnya sebatang rokok, ibaratnya tuh seperti meletakkan orang-orangan sawah
di tengah lautan, sia-sia. Alasannya; pertama gua bukan perokok. Kedua, gua
lagi butuh duit biar bisa menikmati nasi kucing di Angkringan Jalan Kampus atau
ga nasi telor orak-arik di Burjo Mang Kadar. Tapi tetap bersyukur, karena
dengan begitu Aldi tidak lagi me-depresiasi-kan rokok teman kosnya untuk
beberapa waktu.
Mungkin kualifikasi
destinasi kali ini adalah tidak perlu yang terlalu jauh yang penting bisa
camping sambil dengerin payung teduh, tidak perlu gunung yang tinggi yang
penting bisa ngobrol sambil ngopi-ngopi.
Di cerita kali ini gua
terharu sekaligus bangga, mereka berdua akur. Tidak lagi ribut dan
memperdebatkan cara memasak telor seperti di Gunung Sindoro dulu. *aduh gua
ngakak kalo inget ini wkwkwk*
Hidup itu mengalir
seperti darah segar yang keluar dari pelipis McGregor sesaat setelah ditinju
Mayweather. Walaupun ketenangan belasan jam ga akan bisa dibekukan untuk
selamanya, sing penting hatur nuhun pisan sudah meluangkan waktunya.
Diposting ketika malam hari di dalam tenda.
Diposting di Instagram, 17 September 2017
Diposting di Instagram, 17 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar